Kamis, 14 Januari 2010 19:55
Jakarta, NU Online
Kajian-kajian keislaman di Indonesia belakangan ini cenderung bergeser pada hal-hal yang pragmatis. Kajian-kajian keislaman saat ini lebih berputas pada masalah-masalah kehidupan kekinian saja, seperti ekonomi, perbankan, hukum internasional dan lainnya.
Demikian dinyatakan Katib Aam Syuriah Pengurus Besar nahdlatul Ulama (PBNU) Nasaruddin Umar, pada peluncuran Buku Indeks Hadits dan Syarah oleh Buya H. Muhammad Alfis Chaniago di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jl. Diponegoro Jakarta, Kamis (14/1).
''Memang, kita akui bahwa masalah-masalah tersebut juga penting. Namun kajian-kajian keislaman terhadap persoalan-persoalan klasik kontemporer terasa kurang,'' tegas Nasaruddin.
Menurutnya Nasaruddin yang juga Direktur Jenderal Bimas Islam ini, selain kajian-kajian yang sifatnya kontekstual, juga tetap diperlukan kajian-kajian konseptual.
Lebih lanjut diungkapkan Nasaruddin bahwa Islamisasi adalah suatu proses berkelanjutan atau on going process. Islamisasi adalah stau proses yang tidak pernah berhenti. Kajian-kajian Islam ii tentunya juga sangat membantu umat dalam memecahkan berbagai persoalan kehidupan keumatan sehari-hari, walaupun tidak sepenuhnya dapat teratasi dengan baik.
''Misalnya persoalan menurunnya tingkat indeks kesehatan, menurunnya tingkat kompetisi serta problem-problem kemiskinan dan kebodohan,'' papar Nasaruddin. (min)
Kajian-kajian keislaman di Indonesia belakangan ini cenderung bergeser pada hal-hal yang pragmatis. Kajian-kajian keislaman saat ini lebih berputas pada masalah-masalah kehidupan kekinian saja, seperti ekonomi, perbankan, hukum internasional dan lainnya.
Demikian dinyatakan Katib Aam Syuriah Pengurus Besar nahdlatul Ulama (PBNU) Nasaruddin Umar, pada peluncuran Buku Indeks Hadits dan Syarah oleh Buya H. Muhammad Alfis Chaniago di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jl. Diponegoro Jakarta, Kamis (14/1).
''Memang, kita akui bahwa masalah-masalah tersebut juga penting. Namun kajian-kajian keislaman terhadap persoalan-persoalan klasik kontemporer terasa kurang,'' tegas Nasaruddin.
Menurutnya Nasaruddin yang juga Direktur Jenderal Bimas Islam ini, selain kajian-kajian yang sifatnya kontekstual, juga tetap diperlukan kajian-kajian konseptual.
Lebih lanjut diungkapkan Nasaruddin bahwa Islamisasi adalah suatu proses berkelanjutan atau on going process. Islamisasi adalah stau proses yang tidak pernah berhenti. Kajian-kajian Islam ii tentunya juga sangat membantu umat dalam memecahkan berbagai persoalan kehidupan keumatan sehari-hari, walaupun tidak sepenuhnya dapat teratasi dengan baik.
''Misalnya persoalan menurunnya tingkat indeks kesehatan, menurunnya tingkat kompetisi serta problem-problem kemiskinan dan kebodohan,'' papar Nasaruddin. (min)